Rabu, 21 September 2011

Kejadian yang Mengharukan

cerita ini berawal ketika saya bersekolah di Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru.
 check this out!!

Sewaktu itu aku masih bersekolah di Pondok Pesantren Babussalam. Di sana diadakan pula acara MOS atau Masa Orientasi Siswa. MOS ini dilakukan selama 4 hari menjelang masuk sekolah.
Selama hari-hari MOS kami harus mengikuti perintah dari kakak-kakak pembina MOS dan kami harus mengalungkan label yang bertulis nama-nama kami yang baru masuk di sana. Jika kami melanggar aturan yang telah dibuat oleh kakak pembina, maka label yang kami kalungkan akan diambil dan malam harinya akan mendapat hukuman dari kakak-kakak tersebut. Hukumannya ada bermacam-macam. Ada yang harus mengelilingi aula dengan lompat kodok, bernyanyi di depan aula, menari, dll.
Pada hari terakhir MOS, kakak pembina MOS akan membacakan siswa mana yang lulus MOS dan siswa mana yang tidak lulus MOS. Bagi siswa yang tidak lulus MOS, akan pulang ke rumah masing-masing. Alangkah terkejutnya aku saat namaku ada di dalam daftar siswa tidak lulus itu. Aku sangat terkejut dan sedih hingga menangis.
Setelah acara berakhir, aku bergegas pergi ke kamar dan menyusun barang-barangku. Lalu, seorang kakak pembina yang bernama Soraya atau biasa dipanggil Ukhti Aya datang dan membantuku menyusun barang-barangku. Setelah itu, kami keluar dari asrama menuju pintu gerbang. Aku sangat terkejut dan tangisku semakin deras ketika melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 23.55 WIB.
“Itu artinya kami harus pulang ke rumah masing-masing tengah malam?” pikirku.
Setelah beberapa saat di depan pintu gerbang, datanglah seorang kakak pembina yang bernama Ukhti Sri dan memberi pengumuman sejenak. Alangkah terkejutnya aku mendengar apa yang dikatakan oleh Ukhti Sri. Ternyata, kami semua lulus 100%. Tangis haru pun terdengar diantara kami semua, termasuk aku. Lalu, kami kembali ke asrama dan beristirahat supaya paginya kami tidak terlambat pergi ke sekolah.

Read More...

sahabat sejati itu masih ada

mungkin cerita ini berawal ketika saya mengerti apa itu sahabat.. penasaran?? check it out!!

Senin itu terlihat cerah, tetapi tidak bagi Shayna. Ia murung sejak sahabatnya, Rensy, meninggal. Rensy meninggal karena penyakit kelainan jantung yang dideritanya sejak ia dilahirkan. Rima, salah seorang temannya yang juga teman sebangkunya mencoba untuk menghibur Shayna. Namun, usaha Rima tidak membuahkan hasil. Teman-teman yang lain juga ikut membantu Rima. Namun, usaha mereka juga sia-sia. Wali kelas juga ikut membantu siswa-siswinya untuk menyemangati Shayna.
Seminggu sudah Rensy meninggal, tetapi Shayna belum bisa menerima kenyataan. “Shayna, sudahlah. Rensy itu sudah tidak ada. Kamu harus bisa menerima kenyataan bahwa Rensy sudah meninggal.” Itulah kata-kata yang sering keluar dari mulut teman-teman Shayna. Tetapi, Shayna selalu berkata, “Rensy itu belum meninggal! Kalian itu tidak tahu Rensy cuma tidur!”. Karena masalah itu, semua nilai harian maupun ulangannya turun. Sampai wali kelasnya kecewa dengan hasil ulangannya kemarin. Ya, memang Shayna orang yang pintar dan rajin. Oleh karena itu ia selalu mendapat nilai yang memuaskan. Tapi kali ini Shayna yang dulu berbeda dengan Shayna sekarang.
Esok harinya, ada murid baru, namanya Syafirah. Wajahnya mirip dengan Rensy, tetapi hidungnya lebih mancung. Semenjak ada Syafirah, Shayna tampak sudah melupakan kesedihannya dan juga nilainya semakin meningkat dari sebelumnya. Syafirah terlihat bingung sejak pertama bertemu Shayna yang awalnya Shayna suka murung, dan sekarang sudah ceria. Rima terlihat memperhatikan Syafirah. Diam-diam Rima menceritakan semua kesedihan Shayna dan kemiripan Syafirah dengan Rensy, Almarhumah sahabat Shayna kepada Syafirah. Setelah mendengar cerita dari Rima, Syafirah ikut prihatin atas kesedihan yang menimpa Shayna. Syafirah mencoba menghibur Shayna. Siang itu, Shayna tidak terlihat. Syafirah sudah mencari kemana-mana, tetapi Shayna juga belum ditemukan. Akhirnya, Syafirah menemukan Shayna di perpustakaan. Shayna terlihat menangis sambil membaca buku yang pernah di buat Rensy.
“Shayna, boleh bicara berdua?”
“Boleh, ada apa ya Syafirah?”. Shayna kaget sambil menghapus air matanya.
“Begini, ehm… Apa iya aku dan sahabat kamu yang bernama Rensy itu mirip?”
“Iya.” jawab Shayna
“Kalau kamu mau, boleh tidak aku menjadi sahabatmu?”
“Dengan senang hati” jawab Shayna sambil tersenyum bahagia.
“Terimakasih ya Shayna. Kalau begitu kita shalat Dzuhur di mushalla dulu yuk, mumpung masih ada waktu”
“Boleh, yuk kita berwudhu dulu”
Setelah shalat Dzuhur mereka berdoa agar mereka menjadi sahabat yang saling setia satu sama lain. Doa mereka pun terkabul untuk menjadi sahabat sejati untuk selamanya..

*Walaupun sahabat sejati sudah tidak berada di sisi kita, maka kita tidak boleh bersedih hati karena SAHABAT SEJATI ITU MASIH ADA*

Read More...

Video Klip U Smile-Justin Bieber